SILSILAH KELUARGA DI BALI | CATUR DASA PITARA

 

PENAMAAN ANGGOTA KELUARGA DI BALI

CATUR DASA PITARA

KEYWORD :

silsilah keluarga, silsilah bali, struktur keluarga, penamaan anggota keluarga, penyebutan anggota keluarga di bali, bagian bagian keluarga di bali, garis keturunan, penamaan garis keturunan, catur dasa pitara

CONTENT :

Om Swastiastu,

Apa kabar semeton sareng sami ? Saya harap semeton sareng sami dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.

Artikel ini mengenai penamaan atau penyebutan urutan garis keturunan keluarga di Bali

Dalam suatu keluarga, pemanggilan masing-masing anggota keluarga menjadi salah satu hal yang penting. Pemanggilan atau penamaan ini menjadi hal yang penting karena dengan suatu nama atau panggilan, maka dapat diketahui hubungan antar seseorang baik dalam keluarga mapun dalam kehidupan bermasyarakat. Misal saja jika ada seseorang memanggil oranglain ayah, maka besar kemungkinan terdapat hubungan orangtua (ayah dan anak) diantara mereka, jika seseorang memanggil oranglain dengan sebutan sayang, maka besar juga kemungkinan bahwa mereka memiliki hubungan asmara.

Catatan saya ini saya dapatkan dari buku tulis yang sudah lama saya catat, jadi terdapat kemungkinan penamaan atau pemanggilan dalam keluarga ini sudah berubah dan mungkin juga akan berbeda antra setiap daerah di Bali serta ada kemungkinan untuk memiliki kesamaan dengan penamaan garis keturunan yang ada di Jawa.

Penamaan keluarga di Bali atau penamaan garis keturunan di Bali dikenal dengan istilah Catur Dasa Pitara yang jika diartikan perkata menjadi Empat Puluh Orangtua/Leluhur. Walaupun istilahnya Catur Dasa Pitara, namun dalam catatan saya hanya terdapat 15 garis keturunan saja, jadi untuk Semoton yang mengetahui lanjutannya dapat menyampaikannya di kolom komentar.

Berikut merupakan bagian-bagian dari Catur Dasa Pitara :

1. I Cucu, lahir dari perkawinan I Anak*
2. I Anak, lahir dari perkawinan I Bapa dan I Meme
3. I Bapa, lahir dari perkawinan I Pekak dan I Dadong
4. I Pekak**, lahir dari perkawinan I Kumpi*
5. I Kumpi, lahir dari perkawinan I Buyut*
6. I Buyut, lahir dari perkawinan I Kelab*
7. I Kelab, lahir dari perkawinan I Kelambiung*
8. I Kelambiung, lahir dari perkawinan I Krepek*
9. I Krepek, lahir dari perkawinan I Canggah*
10. I Canggah, lahir dari perkawinan I Bungkar*
11. I Bungkar, lahir dari perkawinan I Wareng*
12. I Wareng, lahir dari perkawinan I Kelewaran*
13. I Kelewaran, lahir dari perkawinan I Klakat*
14. I Klakat, lahir dari perkawinan I Kawitan*
15. I Kawitan***

Tanda * menunjukan bahwa dalam catatan saya, penyebutan untuk garis keturunan Pria dan Wanita sama, yang menjadi pembeda hanya ditambahkan dengan akhiran Muani untuk Pria dan Luh untuk Wanita. Misal I Kumpi Luh maka yang dituju atau disebut adalah I Kumpi yang Wanita.

Tanda ** menunjukan bahwa I Pekan kawin dengan I Dadong, dimana Dadog merupakan penyebutan untuk Nenek dalam bahasa Bali.

Tanda *** menunjukan bahwa dalam catatan saya, tingkatan garis keturunan atau orang tua dari I Kawitan belum saya ketahui. Namun, beberapa orang di sekitar saya mengatakan bahwa orangtua dari I Kawitan adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa.

Jika orangtua I Kawitan adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa, menurut saya pribadi masuk akal. Mengingat kata Kawitan dasar katanya adalah Wit yang berarti asal.

Namun, jika ada diantara Semeton mengetahuinya, maka Semeton dapat menginformasikan saya dan Semeton yang lainnya melalui kolom komentar.

Penyebutan Catur Dasa Pitara di Bali terdapat kemungkinan terjadi perbedaan, perbedaan dalam penyebutan Catur Dasa Pitara ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti wilayah atau lebih tepatnya kebiasaan adat masyarakat suatu wilayah di Bali, Kasta, dan sebagainya.

Penutup 

Saya rasa sekian yang dapat saya bagikan pada artikel SILSILAH KELUARGA DI BALI.

Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam artikel ini dan bilamana pembaca sekalian berkenan untuk memberian kritik dan saran saya sangat mengapresiasinya.